via Tempo, 04 December 2019: Old Javanese inscription found in Semarang has the year 1343 on it, which may be from the Saka calendar which in turns dates to 1421 CE. Article is in Bahasa Indonesia. [Addendum: it should be noted that 1421 is about 100 years too early for the end of the Majapahit period]
Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Semarang menemukan Prasasti Watu Lawang di Dusun Pulihan, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Menurut arkeolog yang juga Ketua TACB Tri Subekso, prasasti tersebut diduga berasal dari zaman Majapahit.
“Temuan ini sangat menarik karena mampu menghidupkan imajinasi kita akan kehidupan para ajar yang tinggal menyepi di lereng gunung pada masa akhir Majapahit,” ujar Tri kepada Tempo, Selasa malam, 3 Desember 2019.
Selain Tri, tim penemu prasasti terdiri dari Pamong Budaya Disdikbudpora Kabupaten Semarang Setio Widodo, penemu inskripsi pada batu prasasti Warin Darsono, Sekretaris Desa Tajuk Sri Rahayuningsih dan perangkat desa Ngusman. Tri menduga situs ini menjadi salah satu dari beberapa lokasi skriptorium di lereng Merbabu yang menjadi tempat dihasilkannya artefak budaya berupa ratusan manuskrip lontar dengan aksara anehnya.
Batu prasasti itu memiliki ukuran panjang 176 cm, lebar 97 cm, dan tebal 31 cm, dan nampak tulisan Jawa Kuno yang memuat angka tahun, terbaca 1343. Dugaannya tentu saja ini merupakan angka tahun saka. “Selain prasasti angka tahun, ada juga batu berukuran panjang 140 cm, lebar 73 cm, dan tebal 34 yang nampaknya merekam guratan tangan manusia,” kata Tri.
Source: Arkeolog Temukan Prasasti di Lereng Merbabu, dari Masa Majapahit? – Tekno Tempo.co
1343 Saka is not the end of Majapahit but its beginning.