via Tempo, 24 December 2019: Archaeological finds around the Lake Sentani area suggest that sago worms and other sago-based products were used since prehistoric times. Article is in Bahasa. Thanks to Hari Suroto for the link.
Temuan arkeologi berupa pecahan gerabah di situs-situs di Kawasan Danau Sentani, di Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, membuktikan bahwa manusia pada masa prasejarah sudah mengolah kuliner berbahan sagu, yaitu ulat sagu.
“Situs-situs hunian prasejarah di Kawasan Danau Sentani berada di sekitar hutan sagu. Manusia prasejarah pada waktu itu menjadikan sagu sebagai makanan pokok. Pohon sagu menghasilkan tepung sagu, jamur sagu, dan ulat sagu,” ujar peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto kepada Tempo, Ahad, 22 Desember 2019.
Ulat sagu didapatkan dari batang pohon sagu yang tua dan biasanya sudah tumbang. Bagian dalam batang pohon sagu ini penuh dengan zat tepung yang menjadi makanan ulat-ulat. Ulat sagu berwarna putih, berukuran tiga hingga empat sentimeter.
Ulat sagu sebenarnya larva kumbang penggerek Rhynchophorus ferrugineus. Ulat sagu memiliki kandungan protein, tapi sebagian besar adalah lemak.
Source: Ulat Sagu Jadi Kuliner Favorit Sejak Masa Prasejarah di Papua – Tekno Tempo.co
See also: