via Kumparan, 26 May 2020: Indonesian article on Arguni island, which was recorded by German explorers in the early 20th century to contain archaeological features such as rock paintings. Thanks to Hari Suroto for the link.
Kenapa unik? Pulaunya berlekuk-lekuk dengan banyak tanjung dan teluk. Memiliki pasir putih dan banyak anggrek liar tumbuh di pulau ini.
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebutkan keunikan Pulau Arguni tersembunyi di ceruk dan tebing karstnya. Pulau Arguni sendiri mulai dikenal di Eropa ketika pada tahun 1678, pelaut Eropa Johannes Keyts berlayar di Teluk Berau dan membuat sketsa gambar-gambar tebing prasejarah di Teluk Berau.
Selanjutnya pada 1937-1938, tim ekspedisi the Forschungsinstitut fur Kulturmorphologie of the University of Frankfurt melakukan eksplorasi di Pulau Arguni.
Hasil eksplorasi di Pulau Arguni ditulis oleh J. Roder dengan judul Ergebnisse einer Probegrabung in der Hohle Dudumunir auf Arguni, Mac Cluer-Golf (Holl. West Neuguinea) (1940), yang menyebutkan keberadaan situs gua penguburan, situs hunian prasejarah dan situs lukisan tebing prasejarah berwarna merah di Teluk Berau, Fakfak.
Source: Mengenal Pertuanan Arguni di Fakfak, Papua Barat, yang Dipimpin oleh Raja – kumparan.com