via Kompas.id: A feature story in Indonesian about sweet potato agriculture in the Central Highlands of Papua, a practice that was introduced around 400 years ago. h/t Hari Suroto for the link.
Akar ubi jalar di Papua sangatlah panjang. Tanaman ini lebih dulu berkembang di wilayah ini dibanding daerah lain di Indonesia. Secara umum, penyebaran ubi jalar ke Indonesia karena dibawa oleh para peneliti Portugis ke daerah Mediteran di Eropa kemudian ke Afrika, India, dan sampai ke Indonesia.
Awal mula ubi jalar tumbuh di Papua dimulai pada abad ke-16, saat pedagang-pedagang Spanyol membawa tanaman ubi jalar dari Meksiko ke Filipina kemudian menyebar di wilayah ini. Tak heran, Papua merupakan salah satu daerah penyebaran ubi jalar di dunia dengan keragaman genetik yang cukup tinggi, di samping negara-negara lain seperti Peru, Kolombia, dan Ekuador yang merupakan pusat asal usul (center of origin) tanaman ubi jalar. Namun hingga kini, pemanfaatan ubi jalar di Papua masih terbatas dan keberadaannya terancam punah. (Joko Restuono, Febria C Indriani, dan Wiwit Rahajeng dalam Buletin Plasma Nutfah 2020).
Hari Suroto, arkeolog di Balai Arkeologi Papua menjelaskan, pengembangan ubi jalar di masyarakat Pegunungan Tengah Papua merupakan turunan dari sistem pertanian yang telah lama maju di wilayah ini. Sejak dikenal sekitar 400 tahun lalu, ubi jalar berkembang pesat karena rasanya yang gurih dan manis, hingga juga disukai ternak. Pengembangan ubi jalar ini turut memicu ledakan penduduk serta perubahan budaya.
Source: Sejarah Pertanian Tua Ada di Baliem – Jelajah Kompas