via National Geographic Indonesia, 10 September 2022: Very sad to report the passing of Dr Pindi Setiawan, the Indonesian rock art researcher who was involved with many rock art discoveries over the past few dacades. Dr Pindi was one of the greats in the field, and he will be missed by his friends and colleagues. The Nat Geo story linked below is in Bahasa Indonesia.
Bulan berikutnya, majalah ini menggelar kegiatan terkait kisah gambar cadas Kalimantan di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Saya yang begitu lugu, menyimak pemaparan ahli gambar cadas dan mengikuti lokakarya cap tangan ala manusia prasejarah. Acara itu bertajuk “Rock Art Exhibition”
Pindi turut memopulerkan penggunaan frasa “gambar cadas” sebagai padanan frasa bahasa Inggris “rock art.’
Saat itu saya bangga bisa berkesempatan sebagai peserta dan berkenalan dengan Pindi Setiawan, ahli gambar cadas dari Fakultas Seni Rupa dan Desain di Institut Teknologi Bandung, nama yang turut disebut Luc dalam kisahnya.
Semenjak itu pula saya berminat tentang tema budaya prasajarah dan migrasi manusia. Seberapa banyak peserta dan pembaca semacam saya yang terinspirasi misi National Geographic Indonesia?
Tradisi gambar cadas merupakan tradisi manusia prasejarah dalam menyampaikan pesan melalui gambar. Di dunia, sangat jarang peneliti gambar cadas yang mempunyai pengalaman menemukan situs-situs baru. Namun, Indonesia memiliki cerita lain. Sebagian situs-baru bermunculan sekitar dua dekade belakangan.